Membentuk huruf AK (akuntansi) |
Akuntansi SMK FADRIS
Minggu, 09 Februari 2014
Mengelola kartu persediaan
1.
Persediaan adalah
barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi
barang-barang yang akan dijual. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
persediaan merupakan aktiva berikut :
a) Yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan normal,
seperti :
v Persediaan barang
dagangan ( untuk perusahaan dagang )
v Persediaan barang jadi ( untuk perusahaan industri )
b) Yang ada dalam proses produksi atau dalam perjalanan,
disebut barang dalam proses
c) Yang masih berbentuk bahan baku/pembantu, yang akan
dimasukkan ke proses produksi untuk dijadikan barang jadi
d) Barang konsinyasi (barang titipan ) dilaporkan sebagai
bagian dari persediaan barang dagangan ke pemiliknya (yang menitipkan) sampai
barang tersebut laku dijual.
2.
Fungsi Kartu Persediaan
Kartu persediaan
berfungsi untuk mencatat mutasi barang dagangan yang terjadi di perusahaan,
baik dikarenakan pembelian maupun penjualan dalam suatu periode tertentu.
Pencatatan dengan Kartu Persediaan dilakukan dengan system perpectual, dimana
setiap perubahan barang dagangan dicatat dalam pembukuan yang disebut kartu
persediaan. Sehingga saldo persediaan barang setiap waktu dapat diketahui
melalui kartu persediaan.
3.
Jenis Persediaan
Persediaan yang
terdapat dalam perusahaan, sangat bervariasi tergantung jenis usaha yang
dilakukan. Apabila perusahaan bergerak dalam bidang perdagangan, industri, maupun
jasa. Pada perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan, persediaan yang
dimiliki meliputi:
v Persediaan
Barang dagangan
v Persediaan
Perlengkapan
Sedangkan untuk perusahaan
industri jenis persediaan lebih bervariasi, dimana jenis persediaan yang dimiliki
meliputi:
Ø Persediaan Bahan
Baku
Ø Persediaan
barang dalam Proses
Ø Persediaan
Barang Jadi
Ø Persediaan
perlengkapan
Ø Persediaan Bahan
Penolong
4. Fungsi
Persediaan adalah sebagai pengawasan
dalam mencegah terjadinya kerugiaan akibat kekurangan persediaan
5. Sistem
Pencatatan adalah :
a) Sistem periodik/berkala (periodical system /physical system)
Dalam sistim ini penentuan nilai persediaan dilakukan
pada akhir periode dengan melakukan perhitungan secara fisik dengan menghitung,
mengukur/menimbang.
b) Sistem perpetual/permanent/terus-menerus (perpetual system)
Dalam sistem ini pengelolaan persediaan dilakukan
secara terus menerus/continue, setiap transaksi yang mempengaruhi persediaan.
6. Nama dan
Jenis Peralatan yang harus disediakan
dalam pencatatan adalah :
a) Perlengkapan kantor dan kalkulator
b) HVS folio bergaris
7. Data
transaksi yang harus disediakan dalam
pencatatan persediaan adalah sebagai berikut :
a) Surat permintaan pembelian
b) Surat order pembelian
c) Laporan penerimaan barang
d) Faktur pembelian
e) Surat order pengiriman barang
f)
Faktur penjualan
g) Memo kredit
8.
Prosedur Penanganan Persediaan
Berdasarkan dokumen faktur pembelian dan faktur penjualan
serta nota retur yang diterima dari bagian pembelian dan penjualan. Bagian
pembukuan dalam hal ini pemegang Kartu Persediaan melakukan pencatatan kartu
persediaan mengenai penerimaan dan pengeluaran barang dagang dengan pencatatan
secara perpectual.
Untuk pengendalian terhadap persediaan barang dagangan,
perusahaan pada umumnya melakukan perhitungan fisik persediaan secara periodek.
Tujuan dari perhitungan fisik barang dagangan adalah untuk mencocokkan jumlah
fisik persediaan dengan catatan perpectual dalam kartu persediaan. Hasil
perhitungan persediaan akan menjadi dasar untuk mengkoreksi catatan dalam buku
persediaan. Apabila terjadi selisih dan untuk memisahkan unsure biaya dan
aktiva yang terkandung bercampur dalam nilai persediaan. Perbedaan yang timbul
antara hasil perhitungan fisik
persediaan dan catatan persediaan antara lain disebabkan kerusakan, aus, atau
susut barang, kehilangan serta kesalahan dalam pencatatan.
Frekuensi perhitungan persediaan sangat tergantung pada
jenis bisnis yang dilakukan perusahaan, tingkat internal check yang terjalin
dalam perusahaan, serta kebijakan manajemen mengenai frekuensi laporan yang
perlu dibuat. Perhitungan persediaan bias dilakukan tahunan, semesteran,
triwulan, bulanan, dua mingguan atau
bahkan seminggu sekali. Perhitungan dengan frekuensi tinggi dapat dilakukan
untuk sebagian departemen. Sedangkan perhitungan keseluruhan dapat dilakukan
dengan frekuensi yang lebih rendah. Bahkan perhitungan fisik dapat dilakukan
tiap hari, apabila nilai barang yang dimiliki tinggi dan jumlahnya terbatas.
ü Persiapan
Perhitungan Fisik
Karena
perhitungan fisik persediaan pasti akan mengganggu jalannya kegiatan operasional
perusahaan, maka pelaksanaannya sebaiknya dilakukan ketika kegiatan perusahaan
dalam jumlah persediaan tenggah turun. Selain itu sebelum perhitungan
dilaksanakan perlu dilakukan beberapa persiapan sebagai berikut:
1.
Membentuk tim
khusus yang benar-benar menguasai tehnik penghitungan barang.
2.
Barang-barang yang
akan dihitung sebaiknya dipersiapkan dan disusun rapi dan lengkap.
3.
Menggunakan
formulir perhitungan persediaan sebagai alat control.
ü Pelaksanaan
Perhitungan
Perhitungan
dilakukan oleh tim yang menghitung, menimbang, mengukur atau mengestimasi
jumlah berbagai kelompok persediaan di berbagai departemen, serta mencatat
hasil. Dalam proses perhitungan fisik hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1.
Pemilihan
anggota tim
Anggota tim terdiri dari petugas
bukan pengelola persediaan disertai petugas persediaan. Namun yang penting
anggota tim yang dipilih hendaknya benar-benar memahami tahapan procedure dan
alur penanganan persediaan
2.
Penyusunan
procedure perhitungan
Ketua Tim yang biasanya adalah
Manajer Akuntansi atau pimpinan satuan pengawas intern (internal auditor), harus
membuat kerangka prosedur yang harus diikuti dalam proses perhiutngan.
Prosedure harus dibuat tertulis dan di instruksikan agar anggota tim
benar-benar memahami dan mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam prosedur.
3.
Petugas
Penghitung
Perhitungan tidak boleh dilakukan
oleh petugas pengelola persediaan seluruhnya, Melainkan harus dilakukan oleh
dua pihak, dimana salah satu pihak adalah petugas bukan pengelola persediaan.
4.
Barang
Berkualitas Rendah
Jika dalam penghitungan itu
ditemukan barang-barang yang berkualitas rendah atau rusak, hendaknya
barang-barang tersebut dipisahkan dan dilaporkan secara terpisah pula, untuk
memperoleh keputusan lebih lanjut oleh manajemen.
5.
Pergerakan
Barang
Selama proses perhitungan, setiap
pergerakan barang, baik masuk ataupun keluar lingkungan perhitungan, dapat
diijinkan sepanjang memang benar-benar diperlukan, dan pergerakan itu harus
dicatat dalam suatu formulir khusus. Pergerakan
barang harus benar-benar diawasi sehingga kemungkinan terjadinya perhitungan
dua kali atau luputnya barang dari
perhiutngan di dua lokasi dapat dihindari.
6.
Penyusunan
Barang
Barang hendaknya ditata dengan rapi sedemikian rupa sehingga memudahkan
perhitungan, barang-barang titipan dan konsinyasi, barang rusak, barang usang,
serta barang lain yang tidak termasuk dalam persediaan harus diberikan tanda
yang jelas.
7.
Pengawasan
Perhitungan
Ketua tim perhitungan harus
senantiasa mengawasi proses perhitungan dan memperoleh keyakinan bahwa
procedure perhitungan dilaksanakan dengan baik.
8.
Penggunaan
“Blind Copy”
Agar proses perhitungan bias terjamin kecermatannya, dapat digunakan
perhitungan ulang tanpa petunjuk (blind second count). Dua hasil perhitungan
itu harus dicocokan oleh petugas ketiga dan perbedaan yang muncul harus
diselesaikan dengan melakukan penghitungan ulang yang segera dilaksanakan.
9.
Formulir
Perhitungan
Formulir yang digunakan sebagai
alat pencatat hasil perhitungan harus diberi nomor tercetak (prenumbered) terlebih
dahulu dan semua nomor harus dipertanggungjawabkan segera setelah
formulir-formulir bersangkutan dikumpulkan, sehingga tidak ada formulir yang
tidak tercatat pada nilai persediaan final.
10.
Penyelesaian
selisih hasil perhitungan dengan catatan.
Jika perusahaan mempergunakan system perpectual dalam pencatatan
persediaan. Selisih antara hasil perhitungan dengan catatan persediaan harus
ditelaah. Ada kemungkinan bahwa perbedaaan itu timbul karena persediaan
disimpan di dua lokasi dan salah satu lokasi luput dari perhitungan, ada
penerimaan atau pengiriman yang tidak tercatat atau ada barang yang tidak
diidentifikasi dengan baik.
11.
Pemberian
Harga
Setelah perhitungan fisik persediaan, setiap jenis barang dapat diberi
harga dan dikalikan dengan kuantitas penghitung. Nilai Persediaan yang
dihasilkan kemudian dibandingkan dengan master file persediaan.
Langganan:
Postingan (Atom)